Senin, 22 Januari 2018

COFFEE... EH, CAPUCHINO  (Italia 1978)

Selesai makan kami meneruskan perjalanan ke arah Padua (PANDOVA). Di antara Bologna – Ferrara mobil aku masukkan ke sebuah rest area, untuk sekedar buang air kecil dan mengganti pampers baby Cula. Aku lihat di atas motorway terdapat jembatan yang digunakan sebagai café. Kami naik ke salah satu counter minum semacam Starbuck yang aku lupa namanya, sekedar untuk duduk sambil melihat pemandangan dan kendaraan-kendaraan yang melintas di bawahnya.
Untuk sekedar basa-basi agar tidak diusir, aku memesan secangkir kopi dengan menggunakan bahasa Inggris. “Coffee please !” kataku. Pramuria yang melayaniku kemudian mengambil cangkir, meletakkannya di bawah satu alat yang aku kira sebuah coffee maker, dan menarik sebuah tuas. Kemudian cangkir itu disodorkan kepadaku sambil menyebutkan harganya. Aku lihat di dasar cangkir ada sedikit, kalau tak hendak dikatakan beberapa tetes, cairan hitam yang beraroma kopi. Meski terheran-heran tetap saja aku bayar sesuai harga yang dia minta. Aku mencoba meminum cairan hitam yang tidak lebih dari satu teguk itu. Ternyata itu memang kopi. Tapi ... kenapa sedikit amat?
Aku kemudian memanggil kembali pramuria tadi. Dengan bahasa Inggris yang aku upayakan sefasih mungkin, mencoba lagi memesan kopi dengan menyebut “a cup of coffee”, dengan harapan akan diberi secangkir penuh kopi. Ternyata yang disodorkan tetap saja beberapa tetes kopi di dasar cangkir. Sambil garuk kepala yang tidak gatal aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Kebetulan aku lihat ada pengunjung yang sedang menikmati secangkir penuh kopi. Aku memberitahu si pramuria dengan bahasa isyarat sambil menunjuk cangkir kopi yang ada di depan tamu tadi. “O.. capuchino ..!” katanya. Kemudian dia menarik kembali cangkir “kopi” yang disodorkannya tadi, dan beberapa saat kemudian kembali menyodorkan secangkir penuh kopi ... eh capuchino.

***
(Copas dari buku "Sosok Seorang MARINIR BANYUMAS", Otobiografi Mayjen TNI (Mar) Sudarsono Kasdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar