Sabtu, 20 Januari 2018

DRAMA SEBABAK DI RUANG TAMU KBRI LONDON

DRAMA SEBABAK DI RUANG TAMU KBRI LONDON  (1975)

Banyak yang tidak tau kalo aku pernah bertugas 4 tahun di London. Aku memang rada introvert, tertutup. Aku tdk ingin jeroanku diketahui banyak orang, sehingga kalo ditanya teman, ngapain selama 4 tahun di London? aku cuma bilang, "enjoy life, nongkrong di Pub atau kalo lagi iseng ke Playboy Club, main judi, sambil minum2 bir.."

Cerita ini adalah pengalamanku yang paling mengesankan selama aku dinas aktip, yang tidak pernah aku ceritakan selama lebih dari 30 tahun. Seperti halnya CIA, dimana dokumen rahasianya boleh dipublish setelah 30 tahun, demikian juga aku sekarang mau buka rahasia yang bagi sementara orang mungkin memalukan, tapi tidak bagiku...

Crita ini rada panjang, jadi kalo ada yang bosan langsung didelete saja... hehe..

***
Kisah ini diawali pada tahun 1970 ketika aku bertugas di Kompi Kawal Hankam, dibawah Detasemen Keamanan Korp Markas Hankam. Dan Korma Hankam waktu itu Mayjen TNI Herman Sarens Sudiro, dari Korps Kavaleri. Aku tidak tau apakah beliau dari korps kavaleri berkuda, tapi yg jelas beliau mengelola banyak kuda di kawasan Jl. Buncit Raya. Itulah sebabnya mengapa aku sudah bisa naik kuda, jauh sebelum Prabowo mengenal kuda.

Tugas Ki Kawal sesuai namanya, adalah mengawal pejabat teras dan tamu2 Hankam. Kalo ada tamu dari luar negeri nginapnya di HI, satu-satunya hotel bonafid yang ada waktu itu. Untuk mendukung pengawalan kepadaku diberikan satu kamar yang digunakan sebagai Posko pengamanan. Makan apa saja aku tinggal teken. Kesempatan itu aku gunakan untuk mentraktir teman-temanku dari Cilandak, untuk makan gratis di hotel. Idep2 ngasih pengalaman teman2 KKO yang selama itu hanya kenal makanan asrama.

Pada penugasan itu aku jadi sering bertemu teman ADC para pejabat teras Hankam. Aku suka ngeledek mereka dengan panggilan Gary Cooper. Garry Cooper adalah bintang film Amerika tahun 50-an, yang dulu kita kenal dalam film High Noon bersama Grace Kelly, yg kemudian dinikahi oleh Pangeran Rainier III dari Monaco. Tapi nasibnya tragis, meninggal karena kecelakaan mobil yg dikendarai Stephanie, anaknya yang baru berusia 17thn, masuk jurang sedalam 20 meter.
Kenapa aku panggil Garry Cooper?  karena yg aku liat ADC tugasnya ng-carry-in koper boss..

Sialnya ketika Kasum Hankam, Laksdya TNI Subono diangkat menjadi Kasal, beliau bilang sama Pak Herman Sarens, "Aku mau KKO yg di Kompi Kawal itu jadi ADC-ku."

CELAKA 13!  (Celaka 12 saja sudah parah..hehe).  Bayangin.., aku yg selama itu ngeledek teman-teman ADC, taunya aku sendiri mau dijadikan ADC.

Begitu diinfo pak Herman Sarens aku langsung berusaha menolak, dengan alasan masih ingin berkarier di pasukan. Kebetulan beliau tidak keberatan sehingga aku tenang.
Tapi berselang tiga hari aku dipanggil menghadap lagi, dan tanpa basa-basi beliau langsung berkata, "saya baru ditilpon Kasal, kamu sekarang juga dipanggil menghadap beliau".  Aku langsung jawab, "Siap kerjakan!", menghormat trus balik kanan, banting...

Di Mabesal aku diterima Aspers Kasal. Aku kena damprat, "Kamu diperintah Kasal jadi ADC beliau, berani menolak? Sekarang kamu menghadap, Kasal sudah menunggu!"
Aku katakan, "Siap kerjakan!", kemudian menghormat balik kanan banting.., persis seperti yg aku kerjakan didepan Dan Korma Hankam tadi pagi.

Aku langsung menghadap Kasal. Beliau tidak memberi arahan apapun kecuali, "Sekarang kamu tidak lagi pulang ke asrama Kiwal di Slipi, tapi pulang ikut aku ke Wisma Elang Laut". (Wisma Elang Laut adalah kediaman Kasal waktu itu).
Untuk ketiga kalinya hari itu aku ucapkan "Siap Kerjakan!"  menghormat, balik kanan banting.

***
Laksamana Subono menjadi Kasal ternyata tidak lama. Beliau kemudian ditugaskan menjadi Dubes RI di London.
Culakanya, beliau memerintahkan aku untuk menjadi Sekpri Dubes (Private Secretary to the Ambassador.)
Pertanyaannya, Kenapa Celaka? padahal gajinya 60 kali lebih besar dari gaji seorang Kapten KKO waktu itu?
Jawabannya, "Karena bahasa Inggris saya NOL BESAR".

Mungkin ada yg belum tau kalo aku SMAnya hanya 2 tahun. Bukan karena aku berhasil menyelesaikan SMA dalam dua tahun, tapi karena pada kenaikan ke klas tiga aku dipecat, dikeluarkan gara2 nilai bhs Inggrisku 2 (nilai mati), disamping juga karena prestasiku dibidang kabur dari kelas, khususnya pada pelajaran bhs Inggris juga cukup tinggi. SMA Bruderan memang menerapkan disiplin dengan sangat keras.

Kembali pertanyaannya, "Kenapa aku sering kabur dari kelas pada mata pelajaran bahasa Inggris?"
Jawabannya karena aku malas ikut pelajaran Bhs Inggris, karena guru bahasa Inggrisku keliatannya sentimen sama aku. (Suudzon ni yee.. hehe.)
Kenapa?  Karena, ketika beliau naksir cewek, aku malah iseng pindah kos di rumah cewek itu, padahal rumahku sendiri tidak sampe 1 km jaraknya dari rumahnya si cewek.
Dampaknya, beliau jadi tidak pernah berhasil ngapelin cewek itu, karena setiap kali ngapel hanya ditemui oleh ibunya yang kebetulan juga guru bhs Inggris di SMP Susteran. Dan si cewek itu sendiri malah ngajak aku kabur lewat pintu samping.. hehe.  (Tapi tolong crita itu jangan disampaikan ke bojoku... bisa-bisa aku tidur dapat punggung dan gak diajak ngomong seminggu... hehe)

Jadi riwayat sekolahku itu kira2 sama dengan ibu Susi, cuma aku lebih beruntung, karena pada tahun berikutnya dengan modal "Ijazah Pelengkap" di klas dua, aku bisa ikut ujian SMA melalui program ekstranee. Dan alhamdulullah lulus, sehingga dengan modal ijazah SMA aku bisa mendaftar masuk AAL..

***
Kembali ke crita tadi .. sampe dimana? O ya, aku diminta ikut ke London.

Untuk menghindar dari perintah itu aku juga sempat lapor ke Dan Kormar supaya gak diberangkatkan ke London, dengan alasan karena lichtingku akan segera masuk sekolah Diklapa. Tapi ternyata Dan Kormar malah memberi surat jaminan untuk aku BEBAS DIKLAPA, meski belakangan sekembali dari London, ketika aku minta diikutkan Pasmar yang akan berangkat operasi ke Timtim, beliau menolak dan surat jaminan yg dibuat oleh DanKorps lama beliau sobek. Beliau memerintahkan aku ikut pendidikan Diklapa yang segera akan dibuka, dengan alasan demi karier saya ke depan.

Habis deh usahaku, Tidak ada lagi alasan yang bisa membatalkan perintah Kasal. Siap tidak siap aku harus berangkat ke London menjadi Sekpri Dubes.
Akhirnya aku coba menghibur diri, "Tarzan saja bisa bicara sama monyet, mosok aku gak bisa ngomong sama sesama manusia?"

Dalam perjalanan dari Indonesia ke London, tentu saja aku yang bertindak sebagai kepala rombongan. Rombongan sempat mampir dan menginap di Singapore dan Amsterdam.
Ternyata perjalanan lancar-lancar saja, dan petugas custom di airport maupun petugas hotel di Singapore dan Amsterdam tidak lebih bodoh dari monyet... hihihi

***
Nah sekarang, Sampailah ke topik cerita pengalaman yg paling mengesankan saya selama 32 tahun dinas aktif.

Pada akhir tahun 1975 tepatnya tgl 7 Des 1975, headline koran2 di London memuat berita, kalo Indonesia, dengan menggunakan pesawat dan kapal sisa PD-II menyerbu dan menduduki Timtim.  Pagi2 penjaga kedutaan sudah menilpon, memberitau bahwa menerima informasi dari polisi, kalau KBRI nanti akan didemo.

Ketika Dubes tiba di KBRI, di Grosvenor Square, taman di depan KBRI sudah penuh dengan orang-orang yang demo sambil mengacung2kan poster memprotes Indonesia yang telah menganeksasi Timtim. Di depan pintu dijaga dua polisi Inggris dengan topinya yang khas.

Dubes langsung masuk dan naik ke kamar kerjanya. Kabag Politik kemudian melapor ke Dubes bahwa perwakilan pendemo minta untuk menghadap Dubes.
Dubes kemudian memanggil aku dan merintahkan agar aku saja yang menemui mereka.
Waduh.. CELAKA 14

Tapi tanpa berpikir lagi aku langsung "Siap Kerjakan!"   Aku hanya ingat satu motto Marinir manapun, bahwa, "Pada situasi kritis Marinir harus tampil paling depan".
Pokoknya, To be or not to be... apapun yg akan terjadi aku hrs hadapi mereka..

Aku langsung turun ke ruang tamu yang cukup besar tanpa ditemani siapapun. Dua orang aku silakan masuk dimana aku sudah siap berdiri di tengah ruangan. Aku tidak persilahkan mereka duduk, tapi langsung aku tanya, "What do you want?"
Kemudian mereka nyerocos ngomong panjang lebar, tapi aku cuma liatin saja karena sebetulnya gak mudeng apa yang mereka omongkan. Sebaliknya ketika aku yang ganti ngomong giliran mereka yang bengong... keliatan kalau teu nyaho naon2.. hehe
Akhirnya aku omelin saja mereka pakai bahasa Indonesia campur Banyumas, "Jangan penjorangan loe, skarang kalian ada di wilayah otoritas negara Republik Indonesia, jangan macem2.. Sekarang loe mau apa..?"  kataku sambil melotot ...

Keliatan mereka tambah bingung, mungkin mereka bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi. Berdua mereka saling pandang2an tanpa mengucapkan sepatah kata.
Akhirnya salah seorang  mengambil amplop dari kantong jasnya dan menyerahkan amplop kepadaku untuk disampaikan ke Dubes.

Aku langsung terima amplopnya dan printahkan mereka keluar.. "Now you get out..!"

Kemudian aku serahkan surat tadi ke Dubes yang diterima sambil senyum2.
Aku jadi curiga, jangan2 beliau tadi ngintip drama sebabak yang aku mainkan di ruang tamu...
😅😃😂

Tidak ada komentar:

Posting Komentar