Jumat, 26 Januari 2018

KORBAN REKAYASA  (1996)

Suatu hari aku mendapat tilpon dari Brigjen TNI Adam Damiri, Kasgartap Jakarta yang kebetulan aku kenal baik, menyampaikan
bahwa dari hasil rapat petinggi TNI di Jakarta, pada upacara Hari ABRI tanggal 5 Oktober 1996 yang akan diselenggarakan di Halim PK. Komandan Upacara akan ditunjuk seorang Pati bintang dua Korps Marinir. Oleh karena itu beliau mengatakan bahwa aku ditunjuk sebagai salah satu calon Komandan Upacara. Aku kemudian bertanya siapa saja calonnya. Kasgar menjawab bahwa yang paling mungkin hanya Gubernur AAL dan Dan Kormar. Langsung saat itu juga aku katakan “Tidak!” Ada suara kecewa terdengar dari ujung tilpon. “Adam” kataku, “jangan lagi tunjuk aku untuk kalian kerjain kayak orang bego!” kataku pula. “Aku tahu penunjukkanku ini hanya rekayasa, sama seperti yang pernah terjadi pada tahun 1992 dimana anda tahu persis”. Pada waktu itu Kol Adam Damiri menjabat sebagai Asops Kasgartap Jakarta.
“Kemudian terulang pada tahun 1994 yang lalu” kataku melanjutkan. “Kalau yang dicari Marinir bintang dua, di Mabesal masih ada, yaitu Koorsahli Kasal Mayjen Mar Gafur Chalik, dan Irjenal Mayjen Mar Djoko Pramono. Sampai saat ini sakit hatiku masih belum sembuh Adam,!” kataku menjelaskan alasanku.
Pada Upacara Hari ABRI yang akan diselenggarakan di Lapangan Parkir Timur Senayan, dari hasil seleksi calon DanUp terpilih masing-masing satu dari tiap Angkatan dan Polri, yaitu : Kol.Inf. Johny Lumintang, Kol Pnb. Zaenal Sudarmadji, Kol. Pol. Drs. Soehardi, dan aku sendiri. Dari beberapa kali latihan yang diselenggarakan sampai tahap geladi bersih, seorang pelatih berpangkat Mayor TNI-AD (aku lupa namanya, kalau tidak salah Simanjuntak atau Simorangkir, pokoknya nama Batak he..he), memberitahuku bahwa menurut penilaian dan pertimbangan para pelatih akulah yang diusulkan menjadi DanUp.
Namun ternyata pada pagi tanggal 5 Oktober, Kasgartap memanggil dan memberitahuku bahwa aku tidak terpilih menjadi DanUp dengan alasan terlalu gemuk. Karena itu yang menjadi DanUp ditetapkan Kol.Inf. Johny Lumintang. Pada waktu itu Johny Lumintang memang menjadi salah satu Pamen andalan TNI-AD.
Tentu aku kecewa, sampai aku terpaksa minta maaf atas kegagalanku dalam memperjuangkan nama Korps kepada Dan Kormar Mayjen TNI Baroto Sardadi yang beberapa kali memantau jalannya latihan. Namun jawaban beliau mendinginkan hatiku, “Kamu tidak perlu minta maaf Kasdi, karena aku tau yang ditunjuk pasti dari Angkatan Darat, bukan kamu. Kecuali kalau dia tiba-tiba pingsan atau muntah darah !”
Aku tersenyum mendengar candaan beliau.
Kemudian pada Upacara Hari ABRI tahun 1994, dimana pembaca Saptamarga ditunjuk Pati bintang satu. Pada waktu itu juga terpilih masing-masing satu dari Angkatan dan Polri, yaitu : Brigjen TNI Subagyo, Marsma TNI Nuringtyas, Brigjen Pol. Drs.Pamudji Sutopo, dan aku. Pada gladi bersih yang dilaksanakan dua kali hanya Brigjen Subagyo dan aku saja yang tampil. Kebetulan pada penampilan Brigjen Subagyo terjadi kesalahan ucapan pada salah satu Marga, sehingga harus diulang. Pembina Upacara pada waktu itu memberitauku agar aku besok siap untuk tampil pada saat Upacara, karena mereka tidak mau mengambil resiko salah pada pelaksanaan yang sebenarnya di depan Presiden.
Tetapi ternyata pada hari pelaksanaan yang diperintahkan tampil adalah Brigjen TNI Subagyo yang pada saat itu menjabat sebagai Dan Kopassus. Kali ini aku hanya tersenyum. Ternyata sinyalemen bapak Baroto Sardadi terbukti lagi.

Nah sekarang Kasgartap Jakarta minta aku bersama Dan Kormar menjadi calon DanUp. Aku sudah bisa menduga, adalah tidak mungkin upacara Hari ABRI yang DanUp-nya tahun itu diserahkan kepada Pati Korps Marinir akan ditampilkan Gubernur AAL. Tidak bisa tidak pasti Dan Kormar. Sebab pantas atau tidak pantas, baik atau tidak baik, keliru atau tidak keliru, bagi TNI-AD nothing to lose. Itulah sebabnya aku menolak mentah-mentah, apalagi ini baru pemberitahuan via telpon dari Kasgartap.

Tetapi dengan sangat Kasgartap terus menerus memohon agar aku mau membantu beliau untuk bersedia menjadi calon DanUp. Akhirnya, karena Brigjen Adan Damiri adalah salah satu teman baikku, dengan berat hati terpaksa aku mengalah, untuk kemudian bersedia menjadi pendamping DanUp.

***
(Copas dari buku "Sosok Seorang MARINIR BANYUMAS", Otobiografi Mayjen TNI (Mar) Sudarsono Kasdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar