Jumat, 26 Januari 2018

SAMBUTAN MANTAN KAS KORMAR 
BRIGJEN TNI (MAR) SUDARSONO KASDI
PADA ACARA TEMU PISAH 

Assalamualaikum, Wr.Wb.,
Yang saya hormati para Sesepuh dan Pinisepuh Korps Marinir,
Mayjen TNI (Mar) Djoko Pramono, Komandan Korps, Kepala Staf,
teman-teman Perwira, ibu-ibu dan undangan lainnya.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya berkat rakhmat dan ridhoNya, kita dapat berkumpul malam ini dalam keadaan sehat walafiat.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada Panitya, yang telah mengikutkan saya pada acara temu-pisah Komandan Korps Marinir, dan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata, sebelum saya meninggalkan Korps yang saya cintai ini untuk selamanya.

Apa yang akan saya sampaikan ini lebih saya tujukan kepada adik-adik saya, teman-teman Perwira muda Korps Marinir.

Bapak, ibu, dan khususnya teman-teman Perwira muda Korps Marinir yang saya harapkan,

Lebih 27 tahun saya mengabdi di Korps Marinir. Telah banyak yang saya dapatkan dari Korps ini, termasuk menjadikan saya seorang Jenderal.
Selama 27 tahun :
• Berbagai pengalaman telah saya lalui,
• Berbagai suka dan duka telah saya alami
• Berbagai baik dan tidak baik telah saya dapati, dan..
• Berbagai benar dan tidak benar telah saya temui

Melalui berbagai pengalaman tersebut :
• Saya menjadi semakin tau, tetapi tidak mampu memberi tau
• Saya juga semakin mengerti kenapa ada yang tidak pernah bisa mengerti
• Dan saya semakin paham, bahwa banyak hal yang tidak mungkin bisa saya pahami.

Dengan pengalaman yang 27 tahun tadi, saya sendiri tidak tahu apakah saya menjadi semakin bijak atau justru sebaliknya, karena konon, antara bijak dan bodoh hanya dibatasi oleh selaput yang sangat tipis, sehingga hanya kerling mata yang bisa membedakannya.

Teman-teman Perwira muda yang saya harapkan,

Adalah benar bahwa arus globalisasi akan melanda seluruh aspek kehidupan. Namun kita tidak perlu resah, selama kita tetap berpegang pada tonggak idealisme. Karena apapun yang mengglobal pasti sesuatu yang baik – sepanjang kita meninjaunya dari sudut pandang positif.
Yang justru berbahaya adalah dampaknya. Khususnya apabila badai globalisasi ini melanda mereka yang ragu, yang tidak yakin bahwa kita akan mampu tetap tegak, tanpa meliuk. Karena, apabila mereka ini (kebetulan) pemimpin, maka organisasi sesolid apapun akan berubah menjadi serangkaian gerobag sirkus berisi badut-badut yang sangat layak untuk ditertawakan.

Teman-teman Perwira yang saya harapkan.
USMC mengenal 5 tuntunan Korps :
• Faithful to God – Iman kepada Allah
• Faithful to your Country – Bakti kepada Negaramu
• Faithful to the Corps – Mengabdi kepada Korps
• Faithful to your Comerades – Loyal kepada Teman Marinir-mu
• Faithful to Yourself – Hargai Dirimu sendiri
Lima tuntunan tadi, semuanya menyangkut pengabdian dan loyalitas yang bertumpu pada idealisme.

Kita juga mempunyai tuntunan Korps – bahkan 6 butir, yang tidak kalah ideal, mulai dari : ‘Marinir Prajurit Sapta Marga’ sampai ‘Marinir Pasukan Pendarat’.
Pada kesempatan ini saya ingin mengangkat butir yang ke tiga, yaitu :
‘Marinir Bukan Warisan, tetapi Amanat Titipan Generasi’

Saya sengaja mengangkat bitir ini karena relevansinya terhadap situasi lingkungan saat ini, yang sangat sarat dengan dorongan interes yang mampu menyapu harga diri. Butir ini sungguh sangat sakral, dan saya percaya, siapapun yang mendurhakainya akan kualat.

Apa yang sedang saya bicarakan bukanlah masalah sorga dan neraka, tetapi apa yang justru menyangkut masalah tentang fakta yang melanda dunia Korps Marinir yang kita cintai.Saya tau, selagi kita masih aktif berjaya, kita bisa berbuat apa saja,
karena anak buah pasti akan tunduk – atau sekedar menunduk. Tetapi jangan pernah mengira kita akan menyaksikan hal yang sama pada saat kita sudah purnawira nanti. Jangan heran apabila kita berjumpa dengan mantan anak buah, mereka justru menghindar, membuang muka, atau
bahkan meludah di depan kita. Karena itu adalah semata-mata ‘karma’ atas tingkah kita, yang menganggap Korps milik nenek moyangnya.

Untuk itu, pada akhir pengabdian saya di Korps Marinir, saya berharap – harapan seorang kakak kepada adik-adiknya :
• Tetap konsisten kepada niat semula, mengabdi kepada negara melalui Kops Marinir
• Tetap peduli kepada Korps, karena hal itu adalah wujud dari loyalitas yang sebenarnya.
Hanya dengan demikian teman-teman akan mampu menjunjung tinggi amanat generasi, untuk mempertahankan nama besar dan jati diri Korps, yang ‘terlanjur’ diwariskan kepada kita oleh para pendahulu.

Akhirnya, saya pribadi mohon maaf, karena sampai pada akhir pengabdian di Korps Marinir, ternyata tidak mampu mewujudkan harapan teman-teman perwira sekalian.

Saya dan isteri mohon diri,
Dirgahayu Korps Marinir,
Jalesu Bhumyamca Jayamahe

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta,   Desember 1995,

SUDARSONO KASDI
BRIGJEN TNI (MAR)

***
(Copas dari buku "Sosok Seorang MARINIR BANYUMAS", Otobiografi Mayjen TNI (Mar) Sudarsono Kasdi)

Catatan:
Teks sambutan ini tidak jadi aku baca, karena sesaat menjelang dimulai acara aku tidak diberi ijin untuk menyampaikan sambutan perpisahan. Belakangan aku tau kalau teks sambutan yang diketik telah dibocorkan oleh oknum Sekretariat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar