Senin, 22 Januari 2018

TIDAK PERCAYA "ORANG PINTAR"  (Baluran 1983)

Pada latihan AJ-V/84, dimana pendaratan dilaksanakan di pantai Tg. Jangkar terjadi hal yang diluar kenalaranku. Begini ceritanya :
Pada waktu itu proses pendaratan sedang dilaksanakan. Beberapa gelombang penyerang bahkan sudah sempat didaratkan. Namun pada saat pendaratan satuan pendukung sedang berjalan tiba-tiba turun hujan lebat bercampur badai yang sangat besar. Ombakpun langsung bergejolak sangat tinggi. Kapal-kapal yang bertonase kecil diperintahkan untuk berlidung di balik P.Kambing, sebuah pulau kecil di timur P.Madura. Hantaman ombak ke pantai menyebabkan beberapa LCVP tidak bisa mendaratkan pasukan dengan semestinya, karena posisi perahu melintang arah ke pantai dan dalam keadaan miring. Beruntung pasukan sempat meloncat dan berenang ke darat sebelum perahu terbalik. Semua perlengkapan termasuk senapan ditinggal di dalam LCVP. Tidak tercatat adanya korban personil, namun duklog pasukan banyak yang tumpah dan musnah ditelan gelombang.
Pada saat cuaca reda, aku pimpin beberapa anggota Markas Yon dan mereka yang kehilangan senapan kembali ke pantai untuk mencari senapan yang ditinggalkan di LCVP. Aku lihat cukup banyak LCVP yang terdampar di pantai, dalam posisi miring atau tertelungkup. Di dalamnya penuh berisi pasir. Lima LCVP yang terbuat dari viberglass bahkan pecah berantakan. Aku perintahkan anggota untuk menggali pasir yang ada di LCVP. Ternyata kebanyakan senapan masih tetap di dalam perahu, kecuali satu senapan yang tidak berhasil ditemukan. Aku perintahkan semua personil yang ada bersama penduduk setempat yang sedang mencari nener (bibit udang) untuk ikut mencari. Tapi sampai sore hari satu senapan tetap belum ditemukan. Saat hari mulai gelap terpaksa pencarian dihentikan untuk sementara.
Malam harinya datang seorang bintara anggota TrianMar ‘Sutedi Senoputro’ Karang Tekok. Dia menginformasikan bahwa di kampung sebelah ada ‘orang pintar’. Dia mengusulkan agar kami meminta bantuan kepadanya. Meskipun tidak percaya tetapi aku pikir tidak ada salahnya menyetujui usulannya. Malam itu juga aku perintahkan BamaYon diantar oleh bintara Trian untuk menemui ‘orang pintar’ tadi.
Keesokan harinya Bama Yon melaporkan bahwa menurut ‘orang pintar’ semalam posisi senapan yang hilang ada di sekitar muara aliran air ke laut (semacam sungai kecil), kurang lebih 300 meter arah ke barat dari posisi jatuhnya senjata. Aku langsung tidak percaya karena menurut almanak nautika pada tanggal dan waktu saat kejadian arah arus di sekitar tanjung Jangkar justru menuju ke timur.
Kami kemudian berangkat ke pantai untuk meneruskan pencarian. Kembali aku minta bantuan penduduk yang sedang mencari nener, dengan janji akan aku berikan pengganti harga nener yang didapat dalam satu hari masing-masing sebesar Rp.5.000,- dan iming-iming hadiah Rp.100.000,- bagi yang berhasil menemukan senapan yang hilang. Ada sekitar 15 orang yang ikut mencari.
Pencarian dipusatkan di sekitar jatuhnya senjata ke arah timur, sesuai dengan arah arus waktu itu. Tetapi pada saat orang-orang sedang mencari, ada satu orang yang selalu memisahkan diri, tetap saja mencari nener dengan sesernya ke arah barat. Sudah beberapa kali dipanggil tetapi diam-diam dia melepaskan diri lagi, mengambil sesernya, untuk kemudian kembali mencari nener ke arah barat. Karena habis akal akhirnya aku perintahkan untuk membiarkan saja, karena mungkin dia tidak setuju dengan besarnya imbalan yang akan kami berikan.
Sementara kami sedang melanjutkan pencarian, tiba-tiba kami mendengar orang berteriak, “Haaiii!!” Kami semua menoleh ke arah suara tadi yang ternyata adalah pencari nener yang memisahkan diri tadi. Aku lihat kedua tangannya diangkat keatas, sambil memegang sesuatu yang nampak seperti senapan. Kami buru-buru menuju ke sana. Setelah kami periksa, ternyata memang benar bahwa dia telah menemukan senapan M16 dengan nomor seri yang sama dengan senapan yang sedang kami cari. Menurut keterangannya posisi ditemukannya adalah persis di muara aliran air kecil sekitar 300 meter dari tempat terbaliknya LCVP.
Bukan main...!!!

***
(Copas dari buku "Sosok Seorang MARINIR BANYUMAS", Otobiografi Mayjen TNI (Mar) Sudarsono Kasdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar